Kesenian Randai Minangkabau
1. Pengertian Randai:
Teater rakyat Minangkabau yang menggabungkan peran, vokal yang berupa dendang, musik yang berupa tambua dan Talempong, dan silat dalam lingkaran, menyampaikan cerita dan nilai budaya.
2. Sejarah Randai:
Berawal dari latihan silat berkelompok setelah panen, berkembang dengan unsur cerita sejak abad ke-12, menjadi media perjuangan saat penjajahan, dan tetap lestari hingga kini.
3. Langkah-langkah Pementasan Randai:
- Persiapan (pemain, naskah, latihan, kostum)
- pembukaan (formasi lingkaran)
- penyampaian cerita (dialog, dendang, silat)
- dendang (nyanyian)
- silat (gerakan bela diri estetis)
- penutup (formasi lingkaran, pesan).
4. Hal-hal yang Dibutuhkan dalam Pementasan Randai:
Pemain, naskah/cerita, pelatih, musik pengiring (talempong, gandang, dll.), kostum tradisional, properti, arena pementasan terbuka, dan penonton.
5. Contoh Naskah Randai:
Adegan 1:
(Datuk Maruhun dan Puti Bungsu berada di rumah)
Datuk Maruhun: "Puti Bungsu, anakku sayang, aku telah menerima lamaran dari Panglima untuk menikah denganmu."
Puti Bungsu: "Ayah, aku belum ingin menikah sekarang. Aku ingin menyelesaikan pendidikanku terlebih dahulu."
Datuk Maruhun: "Tapi, anakku, Panglima adalah pria yang baik dan kaya. Aku ingin kamu menikah dengannya."
Adegan 2:
(Panglima datang ke rumah Datuk Maruhun)
Panglima: "Datuk Maruhun, aku datang untuk meminta tangan Puti Bungsu untuk dinikahi."
Datuk Maruhun: "Panglima, aku telah membicarakan hal ini dengan Puti Bungsu. Tapi dia belum ingin menikah sekarang."
Panglima: "Aku tidak peduli. Aku ingin menikahi Puti Bungsu dan aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya."
Adegan 3:
(Puti Bungsu menolak lamaran Panglima)
Puti Bungsu: "Panglima, aku tidak ingin menikah denganmu. Aku ingin menyelesaikan pendidikanku dan mencari jodoh yang tepat untukku."
Panglima: "Kamu tidak menghargai aku? Aku akan menunjukkan kekuatanku untuk mendapatkannya!"
(Dalam adegan ini, Panglima dapat menunjukkan kekesalannya dengan gerakan tari yang dramatis)
Penutup:
Puti Bungsu tetap pada pendiriannya dan Panglima akhirnya menyadari kesalahannya. Pertunjukan Randai ini dapat diakhiri dengan pesan moral tentang pentingnya menghargai keinginan dan kebebasan individu.
Komentar
Posting Komentar